Oleh: Arda Dinata
”Sejatinya penyebab demam berdarah ada dua virus, yakni virus dengue dan chikungunya. Namun, nyatanya keberadaan virus dengue menjadi penyebab terpenting demam berdarah. Makanya masyarakat luas lebih mengenal dengan istilah demam berdarah dengue (DBD).”
KEBERADAAN virus ini berbeda dengan bakteri. Apalagi virus itu dapat dikristalkan. Artinya ia bukan sel. Virus ini dianggap sebagai peralihan antara benda abiotik dan biotik.
Dalam perkembangannya, virus tersebut telah diketahui dalam berbagai macam bentuk virus. Ada yang berbentuk memanjang (batang), oval, bulat, dan ada pula yang seperti huruf T.
Lebih jauh, kalau kita teliti ternyata yang membedakan virus dengan mahluk hidup lainnya adalah virus hanya tersusun atas selubung (kapsid). Kapsid ini tersusun atas molekul protein, dan bagian ini tersusun atas asam nukleat. Jadi, virus itu tidak memiliki sitoplasma seperti pada sel, dan tidak memiliki organela, sehingga tidak melakukan metabolisme.
Atas dasar itulah, kelihatannya mengapa para pakar tidak menggolongkan virus sebagai sel atau organisme. Lebih-lebih ukuran virus ini yang sangat kecil, tidak memungkinkannya untuk memiliki struktur sebagaimana sel. Di sini, satu unit lengkap virus yang mampu menginfeksi organisme hidup disebut virian.
* *
DALAM dunia pengendalian penyakit bersumber binatang --terutama penyakit demam berdarah dengue-, keberadaan virus ini tentu memiliki peranan kunci dalam penyebaran penyakit yang ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Kita tahu, demam berdarah dengue ini disebabkan oleh adanya virus dengue yang ditularkan Aedes aegypti. Monster kecil inilah yang siap menyedot darah pada siang hari.
Lebih jauh, sejatinya penyebab demam berdarah ada dua virus, yakni virus dengue dan chikungunya. Namun, nyatanya keberadaan virus dengue ini menjadi penyebab terpenting demam berdarah. Makanya masyarakat luas lebih mengenal dengan istilah demam berdarah dengue (DBD).
Dalam banyak literatur disebutkan kalau virus dengue itu menyerang sel, dan kemungkinan besar adalah sel trombosit. Masa inkubasi penyakit ini dua minggu. Begitu gejala DBD muncul, sampai tiga hari virus ini masih hidup dan setelah itu, mereka akan mati.
Mengamati dan melihat fenomena keberadaan virus dengue yang begitu komplek ini, maka majalah inside edisi kali ini mencoba mengangkat tema seputar ekologi penularan penyakit akibat virus dan bagaimana kita mewaspadai penularan transovarial virus dengue ini. Semoga bermanfaat!***
SELENGKAPNYA ISI MAJALAH INSIDE TERSEBUT:
SUDUT REDAKSI …….. 2
DAFTAR ISI …… 3
CAKRAWALA …… 4
EDITORIAL:
Ada Apa dengan Virus? ...…
DAFTAR ISI …… 3
CAKRAWALA …… 4
EDITORIAL:
Ada Apa dengan Virus? ...…
FOKUS UTAMA:
Waspadai Penularan Transovarial Virus Dengue ...… 6
Ekologi Penularan Penyakit Akibat Virus ….. 10
Respon Imunitas Tubuh Terhadap Virus …. 13
Merancang Anti Virus yang Efektif ….. 16
Mengenal Diagnosa Serologis Virus Dengue ….. 18
Identifikasi dan Isolasi Virus Dengue ….. 24
HASIL PENELITIAN:
Pengaruh Ekstrak Air Daun Bebandotan (Ageratum conyzoides) Terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti ..... 28
Teknik Serangga Mandul Dalam Pengendalian Populasi Serangga Kesehatan ..... 38
SPIRIT LOKA:
Menjaga Motivasi dalam Bekerja …..50
Mengenal Karakter Media Massa ….. 54
ALTERNATIF:
Pengolahan Tanaman Obat Tradisional …. 59
PENDIDIKAN:
Waspadai Serangga Penular Penyakit …. 67
Validasi Data Dalam Pengembangan Database …. 73
LAPORAN DAERAH:
Kunjungan Dinkes Provinsi Jawa Timur …… 53
DUNIA PUSTAKA:
Terapi Herba Atasi Flu Burung dan Demam Berdarah …. 76
TAFAKUR:
Kenapa Berbuat Salah? ….. 78
Anda tertarik Majalah Inside (Versi PDF) tersebut, silahkan kirim Rp. 25 Ribu saja ke Bank BNI No. Rekening: 0118657077 atas nama Arda Dinata, lalu sms ke no. 081320476048.