Menulis Bagai Cermin
KETIKA cermin saja bisa menulis, maka Anda pun sangat bisa menulis. Apa yang
Anda lihat ketika bercermin? Yup, sosok diri kita akan terlihat pada cermin.
Dengan kata lain, cermin mampu membaca detail setiap benda atau mahluk hidup
yang ada di hadapannya. Cermin ini, tentu mampu menguraikan apa saja yang
terekamnya melalui bahasa gambar yang dipahaminya.
http://www.miqrajurnalistik.blogspot.com/2013/03/menulis-bagai-cermin.htm
Penulis itu tidak ubahnya ibarat
sebuah cermin. Ia mampu dan tidak ragu-ragu untuk menuliskan apa pun yang pernah
dilihat, dirasakan, dan didengarnya dalam sebuah tulisan. Arti lainnya, menulis
itu sesungguhnya tinggal memindahkan apa-apa yang ada dalam pikiran kita. Teori
sukses menulis, tidak lain adalah menulis itu sendiri. Sehingga sehebat apapun
Anda menguasi teori menulis, dan tanpa Anda melakukan kegiatan menulis maka
sesungguhnya Anda bukanlah seorang penulis. Menulis adalah bukan bermain teori,
tapi mempraktekannya. Hanya orang-orang yang praktek menulislah, ia akan jadi
seorang menulis. Jadi, menulislah dalam praktek keseharian. Tidak hanya pada
ranah ingin, ingin, dan pengen menulis saja tanpa Anda pernah (praktek) menulis.
Menulis itu sangat mudah. Dan bukan
malah sebaliknya mempersulit diri Anda. Menulis itu, semudah Anda melakukan
kegiatan melihat dan mendengar dalam kehidupan sehari-hari. Cuman masalahnya,
banyak di antara kita yang terbelenggu oleh bayang-bayang ketidakbisaan diri
sendiri. Jadi, menulislah sekarang juga. Menulis apa saja yang Anda inginkan
dan pikirkan. Karena diri Andalah yang memiliki tulisan Anda.
Tulis apa saja yang Anda mau
tulis. Bisa berupa surat, puisi, buku harian, unek-unek, opini, komentar,
nasehat, ringkasan, atau apa saja, dan bahkan khayalan sekalipun boleh-boleh
saja Anda menuliskannya. Intinya, menulis jangan dipersulit. Menulis kok
dipersulit? Bagaimana kata dunia. Kasihan diri Anda, orang hidup ini saja sudah
sulit, lalu kenapa Anda harus mempersulit juga dalam bidang tulis menulis?
Sebagai akhir catatan ini, kalau
kita mau jujur, pada hakekatnya tulisan itu tak ubahnya seperti cermin yang
memantulkan banyak realitas yang ada di hadapannya. Dan di hadapan diri Anda pun
sungguh banyak sekali yang bisa kita sampaikan lewat bahasa tulisan. Anda
berminta menulis, cobalah menulis seperti cermin yang mampu merekam sisi
kehidupan yang ada di hadapannya.
Jadi, Anda pun sangat layak
menjadi penulis sesuai zamannya. Itu pun, bila Anda mau?
Salam inspirasi sukses menulis.
Bagaimana menurut sahabat?
Pangandaran, 04/03/2013
@ardadinata
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com