"Akhlak yang mulia (terpuji) mempunyai empat perkara yaitu bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan hawa nafsu) dan bersifat adil.” (Imam al-Ghazali).
Menjadi
Perempuan Terpuji
Oleh: Arda Dinata
Bagaimana menurut Anda?
TERPUJI adalah buah berharga mahal
dari sebuah cerminan atas kualitas akhlak seseorang. Predikat tersebut, tentu
menjadi dambaan bagi setiap manusia. Begitu pun dengan kaum hawa ini, tentu
mengharapkan dirinya menjadi perempuan terpuji. Sebab, bila akhlak terpuji ini
telah melekat dalam pribadi seorang perempuan, tentu kesuksesan hidup telah
terbentang di depan mata dan tidak susah-susah untuk meraihnya.
Dalam Islam,
akhlak mulia atau terpuji ini disebut sebagai akhlak mahmudah. Dialah wujud perbuatan indah yang keluar dari kekuatan
jiwa tanpa keterpaksaan, seperti kemurahan hati, lemah lembut, sabar, teguh, bersikap
jujur, bertanggung jawab, amanah dan lainnya. Sifat akhlak terpuji ini penting
dimiliki oleh sobat MIQRA Indonesia, karena Allah sendiri dalam banyak keterangan
mengungkapkan bahwa keberadaan akhlak yang utama (terpuji) itu sebagai sarana
memperoleh surga yang tinggi.
Seorang ulama
mendefinisikan akhlak sebagai berikut: “Sesungguhnya akhlak itu ialah kemauan (azimah) yang kuat tentang sesuatu yang
dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi adat yang membudaya, yang mengarah
pada kebaikan atau keburukan. Terkadang adat itu terjadi secara kebetulan tanpa
disengaja atau dikehendaki. Mengenai yang baik atau yang buruk, hal itu tidak
dinamakan akhlak.
Sementara itu, dalam
bahasa yang populer, akhlak ini disebut juga dengan kecerdasan emosi (EQ).
Lalu, bila dilihat dari dimensi spiritual yang melatarinya, akhlak (yang
merupakan bagian dari iman) ini akan melahirkan apa yang disebut dengan kecerdasan
spiritual (SQ). Dari sinilah, akhirnya para ahli pun meyakini bahwa faktor
pencapaian sukses seseorang bukanlah disebabkan (utamanya) oleh kecerdasan
intelektual (IQ), melainkan oleh kecerdasan emosi (EQ) dan kecerdasan spiritual
(SQ). Terkait dengan ini, jauh-jauh hari Allah SWT telah mengajarkan hal itu
kepada Muhammad saw. Hal ini terbukti dengan keputusan-Nya mengutus Nabi
Muhammad saw untuk menyempurnakan akhlak umatnya. Nabi saw bersabda,
“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak mulia.” (H.R.
Bukhari, Ahmad).
Lalu, langkah-langkah
apa saja yang dapat dilakukan agar sobat MIQRA Indonesia menjadi perempuan yang memiliki
akhlak terpuji dan mulia tersebut?
Manusia itu
dipandang terpuji, jika dia memiliki keyakinan (keimanan), akhlak dan perbuatan
yang tidak ada yang menentangnya. Adalah Nabi Muhammad saw dan yang dekat
dengan Beliau diantara para Nabi, para Wali dan Ulama. Masing-masing diantara
mereka menjadi terpuji karena keimanan, watak, perbuatan atau pernyataannya
yang terpuji.
Oleh karena itu,
agar sobat MIQRA Indonesia menjadi perempuan yang terpuji dalam pergaulan kehidupan
sehari-hari, syaratnya adalah kita mesti membangun terkait dengan nilai-nilai keimanan,
watak, perbuatan dan pernyataan yang terpuji. Jadi, tanpa adanya nilai-nilai
mulia tersebut dalam diri kita, maka keinginan menjadi perempuan terpuji
hanyalah sebuah mimpi belaka.
Untuk itu, dalam usaha
membangun akhlak terpuji dalam diri seseorang, kita harus memperhatikan apa
yang diungkapkan oleh Imam al-Ghazali bahwa induk akhlak dan pokoknya itu ada
empat. Pertama, al-Hikmah yaitu
tingkah laku jiwa sehingga dapat diketahui mana yang benar dan mana yang salah
mengenai semua perbuatan yang dilakukan tanpa paksaan. Kedua, asy-Syaja’ah yaitu tunduknya kekuatan
amarah pada akal dalam bertindak maju dan mundur. Ketiga, al-‘Iffah yaitu terbimbingnya kekuatan syahwat oleh kepemimpinan
akal dan syara’. Keempat, al-‘Adl
yaitu tingkah laku dan kekuatan jiwa yang mendorong seseorang untuk
mengendalikan amarah dan syahwat serta menyalurkannya pada tujuan baik.
Dalam bahasa
lain, Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa: “Akhlak yang mulia (terpuji) itu mempunyai
empat perkara yaitu bijaksana, memelihara diri dari sesuatu yang tidak baik,
keberanian (menundukkan hawa nafsu) dan bersifat adil.”
Keberadaan
keempat induk akhlak yang diungkapkan Imam al-Ghazali tersebut, tentu menjadi komponen
penting dalam membangun akhlak yang terpuji lagi mulia, sebab hal ini menurut
Bambang Trims (2008) akan mendorong akhlak yang baik terhadap diri seseorang,
karena dari kesederhanaan kekuatan akal muncul pengaturan yang baik, kejernihan
pikiran, ketajaman otak, ketepatan dalam pikiran, ketelitian dalam
memperhatikan detail perbuatan dan penyakit jiwa yang tersembunyi.
Akhirnya, sebagai realisasi
dari konsep induk akhlak yang dikemukakan Imam al-Ghazali tersebut, hemat
penulis paling tidak ada lima sikap dan perilaku yang harus terus dibangun
dalam diri sobat MIQRA Indonesia yang ingin menjadi perempuan terpuji, yaitu: (1) Memiliki
kemauan kuat untuk membangun akhlak yang terpuji; (2) Kesederhanaan dan
dermawan terhadap orang yang meminta bantuan kepada kita; (3) Menjauhi perkara
haram, mencari yang halal, dan bersikap lapang terhadap keluarga; (4) Menghilangkan
penyakit fitnah dan ikut menanggung beban orang lain yang membutuhkan (terutama
Mukmin); dan (5) Hanya mengharap ridha Allah, karena Dia-lah sesungguhnya yang
patut kita puji. Wallahu a’lam.***
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com
Pusat Pustaka Ilmu, Inspirasi dan Motivasi Menjadi Orang Sukses
Jl. Raya Pangandaran Km. 3 Kec. Pangandaran - Ciamis Jawa Barat 46396
http://www.ardadinata.web.id