Kehidupan manusia adalah cermin dari keputusan yang telah dibuatnya. Terjadinya bencana banjir, longsor, dan fenomena sosial lainnya yang terjadi di beberapa kota, merupakan sebagian contoh dari buah keputusan yang telah diambil kita sebelumnya. Prinsip ini, harus benar-benar kita sadari dan pahami dalam setiap langkah kita hidup di dunia. Bila tidak, maka siap-siap kesengsaraan dan kerugian menyelimuti kita.
Untuk itu, pandai-pandailah kita dalam mengambil setiap keputusan dalam hidup ini. Pasalnya, setiap perilaku yang teraktualisasikan dalam keseharian kita itu, tidak akan lari ke mana-mana. Ia akan berpulang pada diri kita. Itulah pentingnya kita meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar dalam kehidupan sesuai ketentuan-Nya.
Pada tataran demikian, setiap individu harus mampu merencanakan hal-hal yang dapat menyempurnakan dalam setiap pengambilan suatu keputusan tersebut.
Bukti perlunya tuntutan dalam adanya perencanaan dalam hidup ini, seperti tersebut dalam Alquran surat al-Hasyr (59) ayat 18, yaitu: “Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.”
Maksud ayat itu, kurang lebih ialah bila seseorang tidak terlatih untuk membuat perencanaan ---sebagai modal mengambil keeputusan—dalam hidup ini, maka sudah bisa dipastikan aneka ragam kerugian mendatangi kita. Lantas, bagaimana seni mengambil keputusan dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan terhadapnya?
Mengambil keputusan
Kedewasaan seseorang tidak muncul begitu saja. Tapi, ia muncul karena suatu proses panjang dan ‘melelahkan’. Kedewasaan itu, pada tiap orang berbeda-beda tergantung pada kemampuan masing-masing pribadi untuk mengoptimalkan potensi kedewasaan yang telah diberikan-Nya. Artinya setiap manusia pada dasarnya akan mencapai kedewasaan sesuai kehendak-Nya. Demikian pula halnya dewasa dalam mengambil keputusan.
Pada tiap keputusan itu, selalu ada saat-saat genting, di mana kita harus memilih. Apakah keputusan diambil secara cepat namun bisa mengakibatkan kerugian. Atau sebaliknya, terlalu lama mengambil keputusan sehingga telah melewatkan suatu kesempatan. Satu hal yang sering tidak disadari kita adalah kapan keputusan itu harus dibuat, karena terkadang sama penting atau mungkin, bahkan lebih penting daripada apa yang mereka putuskan.
Kemampuan mengambil keputusan secara hati-hati, adil dan bijaksana adalah bukan tercipta begitu saja. Tapi harus dimulai dari hal-hal yang kecil, agar menjadi suatu kebiasaan yang positif. Dan inilah salah satu yang membedakan seseorang itu telah dewasa atau belum. Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan disaat akan mengambil suatu keputusan? Jawabnya, paling tidak ada lima hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, waspadai analisa yang salah. Sebagian dari kita mampu mengambil keputusan hebat secara cepat, karena memanfaatkan waktu yang tersedia sebaik mungkin untuk menghimpun informasi yang lebih detil, mempertimbangkan lebih banyak alternatif, serta bertukar pendapat dengan rekan. Mereka juga berupaya untuk tidak terjerembab dalam data-data, sehingga dapat melihat kenyataan yang sesungguhnya dalam mengambil keputusan yang tepat. Satu hal yang tidak mereka lakukan adalah mencapai kesepakatan bulat.
Pada sebagian yang lain, para pengambil keputusan lambat menghabiskan waktu yang lebih lama, hanya untuk sampai pada kesimpulan yang sama. Mereka berjuang mati-matian untuk menguasai semua data dan mencapai konsensus bersama. Begitu kesepakatan tercapai, sering kali hal itu tidak relevan lagi. Inilah analisa yang salah.
Kedua, pelajari setiap alternatif yang ada. Sikap dan perilaku yang terlalu ekstrim adalah tidak baik dalam pengambilan suatu keputusan. Bersikap dan bertindaklah bijaksana dengan mempelajari terlebih dahulu alternatif pilihan yang akan kita putuskan, agar tidak menimbulkan penyesalan dikemudian hari. Tentu tidak salah, seandainya bertanya kepada orang lain yang menurut kita mempunyai banyak informasi tentang hal itu. Yang jelas, pastikan terlebih dahulu kita baca, selidiki dan ketahui dulu alternatif-alternatif itu sebelum membuat keputusan penting.
Ketiga, ambil keputusan secepatnya. Putuskanlah sesuatu itu dengan segera sesuai kemampuan kita, karena bila menunggu berarti telah melewatkan peluang atau pilihan penting. Perluaslah pola pikir dan sudut pandang kita, sehingga dapat mengambil keputusan lebih cepat dengan mempertimbangkan berbagai alternatif.
Keempat, ambil keputusan dengan sepenuh hati. Jangan mengambil keputusan apapun jika kita merasa tidak yakin dengan apa yang dilakukan. Namun demikian, kita kadangkala perlu juga mengambil risiko saat membuat suatu keputusan. Dengan syarat, keputusan tersebut diambil pada waktu yang tepat dan dilaksanakan dengan sepenuh hati.
Kelima, ambil keputusan pada waktu yang tepat. Waktu yang tepat adalah salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan. Jika makin banyak yang akan menentang suatu keputusan, maka makin penting pula pilihan waktu dalam mengambil keputusan tersebut. Ingatlah bahwa setengah dari peperangan dapat dimenangkan, jika kita tahu kapan waktu untuk menyerang.
Akhirnya, dengan memperhatikan dan berlatih secara benar dalam mengambil setiap keputusan amaliah kehidupan di dunia tersebut, maka kita akan terhindar dari kerugian dan penderitaan. Waallahu’alam.***
Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.
Untuk itu, pandai-pandailah kita dalam mengambil setiap keputusan dalam hidup ini. Pasalnya, setiap perilaku yang teraktualisasikan dalam keseharian kita itu, tidak akan lari ke mana-mana. Ia akan berpulang pada diri kita. Itulah pentingnya kita meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar dalam kehidupan sesuai ketentuan-Nya.
Pada tataran demikian, setiap individu harus mampu merencanakan hal-hal yang dapat menyempurnakan dalam setiap pengambilan suatu keputusan tersebut.
Bukti perlunya tuntutan dalam adanya perencanaan dalam hidup ini, seperti tersebut dalam Alquran surat al-Hasyr (59) ayat 18, yaitu: “Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.”
Maksud ayat itu, kurang lebih ialah bila seseorang tidak terlatih untuk membuat perencanaan ---sebagai modal mengambil keeputusan—dalam hidup ini, maka sudah bisa dipastikan aneka ragam kerugian mendatangi kita. Lantas, bagaimana seni mengambil keputusan dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan terhadapnya?
Mengambil keputusan
Kedewasaan seseorang tidak muncul begitu saja. Tapi, ia muncul karena suatu proses panjang dan ‘melelahkan’. Kedewasaan itu, pada tiap orang berbeda-beda tergantung pada kemampuan masing-masing pribadi untuk mengoptimalkan potensi kedewasaan yang telah diberikan-Nya. Artinya setiap manusia pada dasarnya akan mencapai kedewasaan sesuai kehendak-Nya. Demikian pula halnya dewasa dalam mengambil keputusan.
Pada tiap keputusan itu, selalu ada saat-saat genting, di mana kita harus memilih. Apakah keputusan diambil secara cepat namun bisa mengakibatkan kerugian. Atau sebaliknya, terlalu lama mengambil keputusan sehingga telah melewatkan suatu kesempatan. Satu hal yang sering tidak disadari kita adalah kapan keputusan itu harus dibuat, karena terkadang sama penting atau mungkin, bahkan lebih penting daripada apa yang mereka putuskan.
Kemampuan mengambil keputusan secara hati-hati, adil dan bijaksana adalah bukan tercipta begitu saja. Tapi harus dimulai dari hal-hal yang kecil, agar menjadi suatu kebiasaan yang positif. Dan inilah salah satu yang membedakan seseorang itu telah dewasa atau belum. Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan disaat akan mengambil suatu keputusan? Jawabnya, paling tidak ada lima hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, waspadai analisa yang salah. Sebagian dari kita mampu mengambil keputusan hebat secara cepat, karena memanfaatkan waktu yang tersedia sebaik mungkin untuk menghimpun informasi yang lebih detil, mempertimbangkan lebih banyak alternatif, serta bertukar pendapat dengan rekan. Mereka juga berupaya untuk tidak terjerembab dalam data-data, sehingga dapat melihat kenyataan yang sesungguhnya dalam mengambil keputusan yang tepat. Satu hal yang tidak mereka lakukan adalah mencapai kesepakatan bulat.
Pada sebagian yang lain, para pengambil keputusan lambat menghabiskan waktu yang lebih lama, hanya untuk sampai pada kesimpulan yang sama. Mereka berjuang mati-matian untuk menguasai semua data dan mencapai konsensus bersama. Begitu kesepakatan tercapai, sering kali hal itu tidak relevan lagi. Inilah analisa yang salah.
Kedua, pelajari setiap alternatif yang ada. Sikap dan perilaku yang terlalu ekstrim adalah tidak baik dalam pengambilan suatu keputusan. Bersikap dan bertindaklah bijaksana dengan mempelajari terlebih dahulu alternatif pilihan yang akan kita putuskan, agar tidak menimbulkan penyesalan dikemudian hari. Tentu tidak salah, seandainya bertanya kepada orang lain yang menurut kita mempunyai banyak informasi tentang hal itu. Yang jelas, pastikan terlebih dahulu kita baca, selidiki dan ketahui dulu alternatif-alternatif itu sebelum membuat keputusan penting.
Ketiga, ambil keputusan secepatnya. Putuskanlah sesuatu itu dengan segera sesuai kemampuan kita, karena bila menunggu berarti telah melewatkan peluang atau pilihan penting. Perluaslah pola pikir dan sudut pandang kita, sehingga dapat mengambil keputusan lebih cepat dengan mempertimbangkan berbagai alternatif.
Keempat, ambil keputusan dengan sepenuh hati. Jangan mengambil keputusan apapun jika kita merasa tidak yakin dengan apa yang dilakukan. Namun demikian, kita kadangkala perlu juga mengambil risiko saat membuat suatu keputusan. Dengan syarat, keputusan tersebut diambil pada waktu yang tepat dan dilaksanakan dengan sepenuh hati.
Kelima, ambil keputusan pada waktu yang tepat. Waktu yang tepat adalah salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan. Jika makin banyak yang akan menentang suatu keputusan, maka makin penting pula pilihan waktu dalam mengambil keputusan tersebut. Ingatlah bahwa setengah dari peperangan dapat dimenangkan, jika kita tahu kapan waktu untuk menyerang.
Akhirnya, dengan memperhatikan dan berlatih secara benar dalam mengambil setiap keputusan amaliah kehidupan di dunia tersebut, maka kita akan terhindar dari kerugian dan penderitaan. Waallahu’alam.***
Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.