Orang sukses adalah mereka yang berkemampuan merakit setiap hal-hal kecil sebagai tangga meraih kesuksesannya yang lebih besar. @ardadinata
Bagaimana Sebuah Kesuksesan Besar Terbentuk?
Oleh Arda Dinata
Kesuksesan seseorang itu terbentuk tidak hanya dengan cara berdiam diri dan berkeluh kesah. Kesuksesan hari esok tak hanya diatur melalui teori. Apalagi hanya dengan ayal. Tepatnya, keinginan itu harus dibarengi dengan kesungguhan kerja dan luasnya ilmu. Dan yang lebih penting lagi, jangan terbesit sedikit pun dalam pikiran dan perilaku kita mengabaikan usaha yang telah dilakukan sebelumnya, biar pun usaha itu kecil dan sekilas tidak punya arti apa-apa.
Yeng terakhir itu, harus kita camkan. Karena kita sadar betul, bahwa kesuksesan itu terbentuk dari usaha yang kontiyu dan simultan. Ia dibangun oleh tangga-tangga kecil kesuksesan. Di sini, kuncinya berawal dari pola pikir kesuksesan.
Mereka yang berpola pikir sukses ---bagaimana berbuat lebih baik lagi---, akan memandang peluang sebagai “barang berharga”, pesaing sebagai motivator, dan kegagalan dijadikan sebagai batu pijakan untuk berbuat lebih baik di masa mendatang. Contoh yang sederhana dan sering kita lihat berkait menggapai kesuksesan adalah bagaimana seseorang anak yang berambisi untuk bisa berjalan. Baginya bisa berjalan adalah kesuksesan. Tidak peduli berapa kali ia terjatuh, berapa batu yang pernah melukainya, berapa orang mentertawakannya, dan tak peduli berapa lama ia meraihnya. Yang jelas, ia dapat meraih sukses berjalan.
Orang sukses adalah mereka yang berkemampuan merakit setiap hal-hal kecil sebagai tangga meraih kesuksesannya yang lebih besar. Dengan kata lain, orang sukses bukanlah orang yang tidak pernah gagal, melainkan orang yang terus mencoba bangkit dari kegagalan hingga sukses menjadi bagian dari hidupnya. Guru kita, Aa Gym sering mengatakan nikmatilah setiap proses yang kita lakukan. Yang jelas, luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar, insya Allah kita merasakan nikmatnya perjalanan sukses itu.
Berkait dengan kesuksesan ini, Thomas Alva Edison mengatakan, “Genius itu 1% inspirasi, dan 99% cucuran keringat.” Artinya tanpa adanya hal kecil (1% inspirasi), maka kita tidak dapat mencapai genius (baca: sukses). Dan inspirasi itu datangnya dari Allah yang hinggap dalam pikiran kita. Dalam hal ini, Arda Dinata (1998), dalam salah satu tulisannya mengungkapkan bahwa, “Formula kesuksesan seseorang dibentuk oleh kerja pikir (Kp), kerja hati (Kh), kerja fisik (Kf), doa dan faktor X (keberkahan).”
Kerja pikir merupakan modal awal kesuksesan seseorang. Setiap manusia pada dasarnya berpontensi untuk sukses. Tapi, hanya mereka yang berpikir (sukses) yang dapat menguasai hidup dan mencapai kesuksesan. Hal ini didasarkan akan nikmat ‘otak’ yang diberikan Penguasa Hidup, hanya kepada manusia. Tentu, manusia yang mampu menggunakan pikirnya dalam membaca hidup ini, baik yang tersurat maupun tersirat, maka ia akan selalu berusaha bersikap positif terhadap sesuatu yang terjadi pada dirinya (baca: walau hal-hal kecil). Langkah hidupnya selalu didasarkan pada pola pikir yang terbentuk dari pembacaan dan perenungan hatinya.
Dari perpaduan kerja pikir yang telah dikonsultasikan melalui (kerja) hati, maka selanjutnya di aktualisasikan melalui kerja fisik. Setelah ketiga usaha yang dapat dilakukan manusia (ikhtiar) itu dimaksimalkan, ada formula kesuksesan lain yang perlu dilakukannya yaitu berdoa.
Doa merupakan tali penghubung usaha maksimal manusia dengan dunia maya kesuksesan. Dengan berdoa kepada Sang Penguasa kesuksesan itu sendiri, diharapkan ada faktor X ---keberkahan--- yang meridhoi dan mewujudkannya.
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com
Kesuksesan seseorang itu terbentuk tidak hanya dengan cara berdiam diri dan berkeluh kesah. Kesuksesan hari esok tak hanya diatur melalui teori. Apalagi hanya dengan ayal. Tepatnya, keinginan itu harus dibarengi dengan kesungguhan kerja dan luasnya ilmu. Dan yang lebih penting lagi, jangan terbesit sedikit pun dalam pikiran dan perilaku kita mengabaikan usaha yang telah dilakukan sebelumnya, biar pun usaha itu kecil dan sekilas tidak punya arti apa-apa.
Yeng terakhir itu, harus kita camkan. Karena kita sadar betul, bahwa kesuksesan itu terbentuk dari usaha yang kontiyu dan simultan. Ia dibangun oleh tangga-tangga kecil kesuksesan. Di sini, kuncinya berawal dari pola pikir kesuksesan.
Mereka yang berpola pikir sukses ---bagaimana berbuat lebih baik lagi---, akan memandang peluang sebagai “barang berharga”, pesaing sebagai motivator, dan kegagalan dijadikan sebagai batu pijakan untuk berbuat lebih baik di masa mendatang. Contoh yang sederhana dan sering kita lihat berkait menggapai kesuksesan adalah bagaimana seseorang anak yang berambisi untuk bisa berjalan. Baginya bisa berjalan adalah kesuksesan. Tidak peduli berapa kali ia terjatuh, berapa batu yang pernah melukainya, berapa orang mentertawakannya, dan tak peduli berapa lama ia meraihnya. Yang jelas, ia dapat meraih sukses berjalan.
Orang sukses adalah mereka yang berkemampuan merakit setiap hal-hal kecil sebagai tangga meraih kesuksesannya yang lebih besar. Dengan kata lain, orang sukses bukanlah orang yang tidak pernah gagal, melainkan orang yang terus mencoba bangkit dari kegagalan hingga sukses menjadi bagian dari hidupnya. Guru kita, Aa Gym sering mengatakan nikmatilah setiap proses yang kita lakukan. Yang jelas, luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar, insya Allah kita merasakan nikmatnya perjalanan sukses itu.
Berkait dengan kesuksesan ini, Thomas Alva Edison mengatakan, “Genius itu 1% inspirasi, dan 99% cucuran keringat.” Artinya tanpa adanya hal kecil (1% inspirasi), maka kita tidak dapat mencapai genius (baca: sukses). Dan inspirasi itu datangnya dari Allah yang hinggap dalam pikiran kita. Dalam hal ini, Arda Dinata (1998), dalam salah satu tulisannya mengungkapkan bahwa, “Formula kesuksesan seseorang dibentuk oleh kerja pikir (Kp), kerja hati (Kh), kerja fisik (Kf), doa dan faktor X (keberkahan).”
Kerja pikir merupakan modal awal kesuksesan seseorang. Setiap manusia pada dasarnya berpontensi untuk sukses. Tapi, hanya mereka yang berpikir (sukses) yang dapat menguasai hidup dan mencapai kesuksesan. Hal ini didasarkan akan nikmat ‘otak’ yang diberikan Penguasa Hidup, hanya kepada manusia. Tentu, manusia yang mampu menggunakan pikirnya dalam membaca hidup ini, baik yang tersurat maupun tersirat, maka ia akan selalu berusaha bersikap positif terhadap sesuatu yang terjadi pada dirinya (baca: walau hal-hal kecil). Langkah hidupnya selalu didasarkan pada pola pikir yang terbentuk dari pembacaan dan perenungan hatinya.
Dari perpaduan kerja pikir yang telah dikonsultasikan melalui (kerja) hati, maka selanjutnya di aktualisasikan melalui kerja fisik. Setelah ketiga usaha yang dapat dilakukan manusia (ikhtiar) itu dimaksimalkan, ada formula kesuksesan lain yang perlu dilakukannya yaitu berdoa.
Doa merupakan tali penghubung usaha maksimal manusia dengan dunia maya kesuksesan. Dengan berdoa kepada Sang Penguasa kesuksesan itu sendiri, diharapkan ada faktor X ---keberkahan--- yang meridhoi dan mewujudkannya.
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com
Pusat Pustaka Ilmu, Inspirasi dan Motivasi Menjadi Orang Sukses
Jl. Raya Pangandaran Km. 3 Kec. Pangandaran - Ciamis Jawa Barat 46396
http://www.ardadinata.web.id