I.
Innalillahi wa inna ilaihi roji'un,
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --
Menteri Kesehatan Non Aktif Endang Rahayu Sedyaningsih meninggal dunia.
Endang Rahayu menghembuskan nafas
terakhirnya, Rabu (2/5) siang, sekitar pukul 11.41 WIB di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo.
Kesehatan Endang Rahayu memang
terus menurun sejak tadi malam.
II.
Berdamai dengan kanker
"Saya sendiri belum bisa disebut sebagai
survivor kanker. Diagnose kanker paru stadium 4 baru ditegakkan 5 bulan yang
lalu. Dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk
mengatasinya. Tetapis saya tidak bertanya "Why me ??". Saya
menganggap ini adalah salah satu anugerah dari Allah SWT. Sudah begitu banyak
anugerah yang saya terima dalam hidup ini : hidup di negara yang indah, tidak
dalam peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial
ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, dengan 2
putera dan 1 puteri yang alhamdulillah sehat, cerdas dan berbakti kepada orang
tua. Hidup saya penuh dengan kebahagiaan. " So .... Why not? "
Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kenker paru ? Tuhan pasti mempunyai
rencanaNya, yang belum saya ketahui, tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya.
Insya Allah. Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien
kanker, sehingga bisa memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih
baik.
Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan
para survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua
anugerahNya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting
kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita
lakukan hari ini. Kita lakukan dengan sepenuh hati. Dan .... jangan lupa,
nyatakan perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita
masih diberi kesempatan untuk itu. "
Demikian penggalan kata sambutan Menteri
Kesehatan RI dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH bertanggal 13 April
2011, yang ditulisnya menyambut penerbitan buku " Berdamai dengan Kanker
".
Sumber: jaringan@litbang.depkes.go.id
III.
Dari Temenku:
Semalaman sy membongkar-bongkar
setumpuk dokumen tentang ibu Menkes, mulai dari tulisan beliau di majalah
Sarinah. Kartini, thesis beliau ttg
Kramat Tunggak, artikel2 kesehatan utk anak yg beliau tulis secara rutin di
majalah ananda era tahun 80-an, penulis tetap di majalah perkawinan. Dan tulisan yg paling menarik adl Biografi
beliau yg ditulis oleh Isye Soentoro " Selendang Panjang Bu Menkes"
diterbitkan oleh PT. Kibas Elok, tahun 2010.
Sy begitu terkesima ternyata
beliau adalah penulis ulung dan telah lama mengabdikan ilmunya jauh hari
sebelum menjadi Menkes. Beliau lebih dikenal lewat tulisannya mulai dari anak2
sampai dgn org dewasa. Tulisan beliau bagai "pelangi" komprehensif
mencakup berbagai sisi dlm Kesehatan Masyarakat. Siapapun tak akan bisa membantahnya.
Sy kutip pernyataan Julio Frenk
(Harvard Medical School/Mantan Menkes Meksiko) yg ditulis oleh Panji dan Isye,
2010; " Jarang sekali posisi Menkes diisi oleh org yg tepat (berlatar
belakang Kesmas). Dan yg kita harapkan dari ibu Endang adl Kepemimpinan di
bidang kesehatan, utk membawa isu kesehatan sbg isu sentral dlm pembangunan nasional. Dgn latar belakang
penelitiannya kita pun bisa berharap Ibu Menkes yg baru utk memperbaiki
KUALITAS DATA KESEHATAN YG ADA SBG DASAR PENGAMBILAN KEBIJAKAN. Terlalu naif
kalau kita berharap perubahan yg besar akan terjadi dlm 5 tahun kedepan, tapi
cukup fair kalau kita berharap ibu Endang bisa meletakkan dasar yg kuat utk
pembangunan kesehatan Indonesia jauh lebih lama dari 5 tahu kedepan."
Sekarang, Ibu Endang telah
melakukannya, semua kebijakan back to basic, hrs "evidance base". Ibu
telah memulainya dgn terarah dan santun. Namun YMK berkehendak lain, dlm waktu
singkat hanya 2,5 thn memimpin Kementerian Kesehatan ibu dipanggil
menghadapNya. Ya...Allah, engkaulah penentu segalanya, semua kami akan kembali
padaMu...selamat jalan ibunda kami tercinta "Ibu Menteri Kesehatan
Republik Indonesia", Allah SWT akan memberi seluas-luasnya jalan,
seterang-terangnya cahaya dan keindahan Surga kepadamu ibu...amin.
Dari yg berduka,
Fahmi dan Keluarga besar Loka
Biomedis Aceh
Sumber: jaringan@litbang.depkes.go.id
IV.
Pesan Endang Rahayu untuk Putranya
"Mama menulis, jangan
menangis, jangan sedih, serahkan semua kepada Allah."
VIVAnews - Putra kedua Menteri
Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Awandha Raspatih Mamahit, mengaku masih
sempat berkomunikasi dengan ibundanya beberapa jam sebelum wanita 57 tahun ini
meninggal.
Awandha mengatakan, komunikasi
terakhirnya dengan Endang dilakukan pada Selasa jam 2 dini hari. Endang
meninggal pukul 11.41, pada Rabu. Walaupun kuliah di Jenewa, Swiss, namun
lelaki 27 tahun ini mengaku intens komunikasi dengan ibunya melalui Skype.
Seminggu terakhir, Awandha
mengatakan ibunya sudah tidak bisa melihat, namun bisa mendengar dan tangannya
masih bisa bergerak. Mahasiswa manajemen ekonomi Universitas Webster, Jenewa,
ini mengaku sempat meminta maaf pada ibunya melalui chat.
"Mama menulis, jangan
menangis, jangan sedih, serahkan semua kepada Allah, mungkin ini adalah pilihan
beliau," kata Awandha.
Dia mengaku mendapatkan pelajaran
berharga dari sosok keibuan Endang. Menurutnya, ibunya adalah orang yang kuat
dan mandiri, serta menjunjung tinggi pendidikan. "Saya banyak belajar dari
beliau. (Salah satunya adalah) Jangan pernah berhenti untuk menantang
keberanian," kata Awandha.
Sampai saat ini Awandha mengaku
belum tahu apa pemicu kanker paru-paru yang diderita ibunya. Dideteksi pada
2010 silam, Awandha mengatakan orangtuanya mencoba untuk membuat anak-anaknya
tenang. "Secara fisik beliau sehat walafiat, namun dibelakang dia fight.
Selama 1,5 tahun berjuang melawan kanker," kata Awandha.
V.
Profil Endang Rahayu Sedyaningsih
dr. Endang Rahayu Sedyaningsih,
MPH, DR.PH (lahir di Jakarta, 1 Februari 1955 – meninggal di Jakarta, 2 Mei
2012 pada umur 57 tahun) adalah Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia
Bersatu II yang menjabat sejak 22 Oktober 2009 hingga 26 April 2012.[1]
Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes.[2]
Endang memperoleh gelar sarjana
pada tahun 1979 dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan gelar
magister dan doktor dari Harvard School of Public Health.[3]
Karier
Endang memulai karirnya pada
tahun 1979 sebagai dokter di Rumah Sakit Pertamina Jakarta. Dia bergabung pada
pelayanan kesehatan masyarakat pada tahun 1980 dan bekerja di daerah terpencil
sebagai Kepala Puskesmas Waipare di Nusa Tenggara Timur selama tiga tahun.
Pada tahun 1983, ia pindah ke
Jakarta dan meneruskan bekerja dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Dinas
Kesehatan Provinsi Jakarta. Pada tahun 1997, dia bergabung dengan Badan
Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Dia bekerja sebagai peneliti di
Pusat Penelitian Pengendalian dan Pengembangan Program Penyakit , NIHRD untuk
lebih dari satu dekade. Selama 6 bulan pada tahun 2001, dia menghabiskan
waktunya dengan bekerja pada Kantor Pusat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di
Jenewa, Swiss.
Ia diangkat sebagai Direktur
Pusat Penelitian Biomedis dan Program Pengembangan, NIHRD pada tahun 2007. Pada
bulan Oktober 2009, ia diangkat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia
oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan bergabung dengan Kabinet Indonesia
Bersatu jilid Dua. Pada tanggal 26 April 2012 ia mengundurkan diri dari
posisinya sebagai Menteri Kesehatan karena kondisi kesehatan.[4]
Kehidupan pribadi
Ia bersuamikan Dr. Reanny
Mamahit, SpOG, MM (Direktur RSUD Tangerang) dan memiliki dua putra dan satu
putri [5].Putra pertama bernama Arinanda Wailan Mamahit, putra kedua bernama
Awandha Raspati Mamahit, dan anak putri paling kecil bernama Rayinda Raumanen
Mamahit.
Pada 26 April 2012, Endang
mengundurkan diri dari kabinet terkait dengan kondisi kesehatannya.[1] Pada
tanggal 2 Mei 2012, Endang meninggal dunia karena kanker paru lanjut di usia 57
tahun di RSCM, sekitar pukul 11.41 WIB.[6]
Referensi
1.^ a b Menteri Kesehatan
Mengundurkan Diri dari Kabinet
2.^ "Pelantikan Pejabat
Eselon II Departemen Kesehatan". Diakses pada 21 Oktober 2009.
3.^ "Speaker Biographies and
Images. Australasian HIV/AIDS Conference 2010". Diakses pada 22 Oktober
2009.
4.^ ""Indonesia, Dr.
Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH., Minister of Health"".
oecd.org. 2 Mei 2012. Diakses pada 2 Mei 2012.
5.^ "Endang Sedyaningsih :
Saya Tak Menyangka …". Pos Kota. Diakses pada 22 Oktober 2009.
6.^ "Menkes Endang
Sedyaningsih Meninggal Dunia". detik.com. 2 Mei 2012. Diakses pada 2 Mei
2012.
7. Dari Wikipedia bahasa
Indonesia
VI.
Doa Menyadari Kemana Kita Akan Kembali
(QS. al-Baqarah [2]: 285)
ءامَنَ الرَّسولُ
بِما أُنزِلَ إِلَيهِ مِن رَبِّهِ وَالمُؤمِنونَ ۚ كُلٌّ ءامَنَ بِاللَّهِ وَمَلٰئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لا نُفَرِّقُ بَينَ أَحَدٍ مِن رُسُلِهِ ۚ وَقالوا سَمِعنا وَأَطَعنا ۖ غُفرانَكَ رَبَّنا وَإِلَيكَ المَصيرُ
_____________________________
Rasul telah beriman kepada Al
Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang
beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya
dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka
mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah
kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".
Kami menyadari Ya Tuhan kami,
hanya kepadaMulah tempat kembali, betapa kami menyayangi ibu Endang sebagai
panutan kami, kami masih ingin almarhumah berada bersama kami, membimbing kami,
menjadi ibu kami yang sangat bijak tetapi atas kehendakMulah saatnya orang yang
kami sayangi dan cintai kembali kepada haribaanMu, maka kami ikhlas namun
ampunilah dosa-dosanya, terimalah semua amal ibadahnya, dan janganlah Kamu
cabut semua manfaat dan kenangan yang pernah ada pada kami dengan almarhumah,
dan pertemukanlah kami kelak dalam khusnul khatimah, amin
Sumber: jaringan@litbang.depkes.go.id
Selamat jalan ibu Menkes…..
Semoga Amal Ibadah Ibu Endang
Menkes diterima Alloh SWT. Semoga keluarga yang ditinggalkan dikaruniai
ketabahan hati. Perjuangan dan dedikasi almarhumah telah terukir dalam
perjalanan bangsa indonesia menuju masyarakat sehat yang mandiri. Aamiin…..
Salam sehat selalu….
Arda Dinata
Loka Litbang P2B2 Ciamis