“Mereka
yang berpikir sukses, akan memandang peluang bisnis sebagai ‘barang berharga’,
pesaing sebagai motivator, dan kegagalan dijadikan sebagai batu loncatan untuk
berbuat lebih baik lagi di masa mendatang. Baginya tidak ada kata ‘tidak’,
sukses adalah bagian dari hidupnya yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dan siap
berjuang apapun pengorbanannya.”
Formula
Kesuksesan
Oleh Arda Dinata
SUKSES. Kata yang terdiri dari enam huruf ini
adalah sesuatu yang gampang diucapkan, tapi tidak mudah meraihnya. Siapa pun manusia
di dunia ini, mengharapkan dirinya menjadi ‘sukses’ dalam hal yang baik
tentunya.
Toha Nasrudin (1998) dalam buku berjudul
“Nota Sukses” menyatakan, “Mereka yang berpikir sukses, akan memandang peluang
bisnis sebagai ‘barang berharga’, pesaing sebagai motivator, dan kegagalan
dijadikan sebagai batu loncatan untuk berbuat lebih baik lagi di masa
mendatang. Baginya tidak ada kata ‘tidak’, sukses adalah bagian dari hidupnya
yang tidak bisa ditawar-tawar lagi dan siap berjuang apapun pengorbanannya.”
Kesuksesan dapat kita raih, bukan saja
berpondasikan niat semata. Lebih dari itu, kesuksesan dapat diraih melalui
proses yang panjang dan melelahkan. Sehingga hanya orang-orang tertentu yang bisa meraih dan menggondol
nilai kesuksesan tersebut.
Untuk menghantarkan seseorang mencapai puncak
kesuksesan, tentu ada beberapa formula yang membentuknya. Formula ini tentu
saja bukan sebuah harga mati. Yang pasti, formula ini didapat dari sebuah
perenungan dan penelaahan penulis dari orang-orang sukses.
KERJA PIKIR + KERJA HATI + KERJA FISIK + DOA = SUKSES
|
Formula kesuksesan seseorang dibentuk oleh kerja pikir (KP), kerja hati (KH), kerja fisik (KF), doa dan faktor x (keberkahan). Kerja pikir merupakan modal awal kesuksesan seseorang. Setiap manusia pada dasarnya berpotensi untuk mencapai kesuksesan. Tapi, hanya orang-orang berpikir yang dapat menguasai hidup dan mencapai kesuksesan.
Hal tersebut didasarkan akan nikmat ‘otak’
yang diberikan penguasa hidup ini hanya kepada manusia. Tentu, manusia yang
mampu menggunakan pikirnya dalam membaca hidup ini, baik yang tersurat maupun
tersirat, maka ia akan selalu berusaha bersikap positif terhadap sesuatu yang
terjadi pada dirinya. Langkah hidupnya selalu didasarkan pada pola pikir yang
terbentuk dari pembacaan dan perenungan hatinya.
Di sinilah perlunya kerja hati. Setelah kita
memfungsikan kerja pikir dalam usaha mencapai kesuksesan. Mengapa? Karena hati
kita pada dasarnya berperan memfilter setiap pikir yang direspon oleh otak.
Secara hakiki kebenaran dan keadilan itu
tidak terdapat di mana-mana, tetapi ada pada hati sanubari manusia sendiri.
Hati kita (kolbu) merupakan intuisi yang sangat fitroh atas kebenaran sesuatu.
Orang yang sukses, tentu ia tidak hanya mengerahkan segenap pikirnya. Tapi
lebih dari itu, ia juga mengkonsulkan pola pikir kesuksesan sesuatunya itu
kepada hati. Baru kemudian ia demonstrasikan melalui kerja fisik.
Kerja fisik ini merupakan sebuah produk yang
dihasilkan dari kerja pikir dan kerja hati. Dari kerja fisik ini kemudian
terlihat seberapa jauh usaha yang dilakukannya dalam mewujudkan mimpinya itu.
Pada saat kerja fisik ini tantangan yang
muncul sangat kompleks bila dibandingkan dengan kerja pikir maupun kerja hati.
Menyikapi ketiga macam kerja yang perlu
dilakukan mereka yang ingin sukses, tentu hal ini tidak terlepas dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Latar belakang pendidikan formal ataupun
tidak formal, kebiasaan pembelajaran dan pengejawantahan terhadap nilai-nilai
didikan lingkungan sekitarnya. Itu adalah sebagian dari faktor yang
mempengaruhi kerja pikir seseorang.
Hal tersebut berlainan dengan kerja hati. Di
sini faktor yang mempengaruhinya adalah sebatas mana fungsi hati itu
dikembangkan. Artinya setiap pola pikir yang terbentuk, apakah selalu
direnungkan akan dampak positif-negatifnya sebelum didemontrasikan dalam kerja fisik (tingkah laku)?
Sedangkan faktor yang mempengaruhi faktor kerja fisik tidak
lain kedisiplinan diri terhadap sesuatu yang tertuang dalam pikir dan hatinya.
Karena orang yang tidak disiplin, ia cenderung menghasilkan ‘nilai’ yang tidak
sesuai kerja fisik yang dilakukannya.
Setelah ketiga usaha yang dapat dilakukan
manusia tersebut dimaksimalkan, ada formula kesuksesan lain yang perlu
dilakukannya yaitu berdoa.
Doa merupakan tali penghubung usaha maksimal
manusia dengan dunia maya kesuksesan. Dengan berdoa kepada Sang Penguasa
kesuksesan itu sendiri, diharapkan ada faktor x, keberkahan, yang meridhoi dan
mewujudkannya. Karena sukses dan manusia itu adalah miliknya, maka selayaknya
kita serahkan kembali kepada Yang Maha Pemilik sesuatu itu.
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com