"Iman adalah bagaikan benteng, barangsiapa memasukinya, maka ia akan aman. Iman juga adalah bagaikan air suci yang mensucikan sebelum dan sesudahnya, serta ia tidak najis hingga berubah."(Arda Dinata).
Sebaik-Baik Kenikmatan
Oleh: Arda Dinata
Bagaimana menurut Anda?
DIKISAHKAN ’Abdul Wahid bin Zabad
mengatakan, ”Di sebuah gunung saya melewati seorang syaikh (tua renta) yang
buta, tuli, dan kedua tangan serta kakinya buntung. Sementara ia mengatakan,
”Wahai Tuhanku dan Tuanku, Engkau memberi kenikmatan kepadaku dengan beberapa
organ tubuhku sekehendak-Mu, dan Engkau telah mengambilnya sekehendak-Mu, dan
saya biarkan ber-husnuzhan (berbaik sangka) terhadap-Mu, Wahai Zat Yang
Maha Memberi Kebaikan, Wahai Zat Yang Suka Menyambung (dengan hamba-Nya).”
Saya berkata dalam hati, ”Kebaikan dari Allah SWT
yang mana atas orang ini dan penyambungan yang mana dari Allah SWT atas orang
ini?”
Mendadak orang tua tadi menjawab, ”Hendaklah
engkau cermati yang ada pada diriku wahai battal, bukankah Allah masih
meninggalkan untukku hati yang dengannya aku bisa mengenal-Nya, dan meninggalkan
untukku lisan sehingga bisa berdzikir kepada-Nya. Ketahuilah, bahwasannya
keduanya adalah sebaik-baik kenikmatan dua negeri, yakni negeri dunia dan
akhirat!”
Lagi pula, bukanlah telah diberitakan bahwasannya
Allah berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ”Tuhan kami ialah
Allah”, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun
kepada mereka (dengan mengatakan): ”Janganlah kamu merasa takut dan janganlah
kamu merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) surga yang
telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan
dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan
memperoleh pula di dalamnya apa yang kamu minta. (QS Fushshilat: 30-31).
Makna dari firman Allah SWT tersebut, adalah
mereka berkata dengan lisannya kemudian mereka beristiqamah serta
membenarkannya dengan hati mereka. Ucapan mereka dalam rangka membenarkan,
untuk selanjutnya diikuti dengan sikap istiqamah mereka dan dengan taat di atas
keyakinan pembenarannya hingga mereka mati dalam keadaan beriman.
Sungguh iman inilah nikmat yang patut kita syukuri
setiap saat. Karenanya ada keterangan bahwasannya iman itu seperti perahu Nabi
Nuh, di mana barangsiapa menaikinya ia akan selamat, dan barangsiapa tidak
bersedia menaikinya maka ia akan binasa! Iman adalah laksana pisau (bentangan
laut) Nabi Musa, siapa yang menaikinya maka keberuntungan baginya.
Iman itu seperti cincin Nabi Sulaeman, akan mulia
dengan keberadaannya dan terhina karena kehilangannya. Iman adalah seperti
tongkat Nabi Musa, yang melahap tongkat tukang-tukang sihir Fir’aun. Demikian
pula iman akan membabat habis segala syubhat dan takhayul-takhayul,
serta menghapus segala bentuk kejahatan dengan kesahihan imannya.
Akhirnya, kenikmatan iman itu harus kita hujamkan
dalam hidup. Sebab, iman adalah bagaikan benteng, barangsiapa memasukinya, maka
ia akan aman. Iman juga adalah bagaikan air suci yang mensucikan sebelum dan
sesudahnya, serta ia tidak najis hingga berubah.
Bagaimana menurut Anda Sahabat?***
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com
Pusat Pustaka Ilmu, Inspirasi dan Motivasi Menjadi Orang Sukses
Jl. Raya Pangandaran Km. 3 Kec. Pangandaran - Ciamis Jawa Barat 46396
http://www.ardadinata.web.id