- / / : 081284826829

Membeli (Kemenangan) Surga

DALAM hidup ini sejatinya identik dengan proses “jual-beli”. Satu kisah yang mengganbarkan proses jual-beli adalah ketika berlangsungnya baiat yang kedua antara orang-orang Madinah dengan Rasulullah. Waktu itu, di bukit Aqabah, beberapa bulan sebelum Nabi SAW melaksanakan hijrah ke Madinah, Abdullah bin Rawahah yang akan melakukan baiat kepada Rasulullah mengajukan pertanyaan, “Syarat apakah yang engkau tuntut dari aku untuk Tuhanmu, dan untuk dirimu sendiri?”
         

Rasulullah menjawab, “Syarat yang aku minta bagi Tuhanku adalah agar kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukan dengan suatu apapun. Sedangkan yang aku minta untuk diriku, hendaklah kamu melindungi aku sebagaimana kamu melindungi dirimu dan hartamu.”

Abdullah bin Rawahah kembali bertanya, “Imbalan apa yang akan kami peroleh bila kami melakukan itu semua?”
         
“Surga!” jawab Rasulullah singkat.
         
“Oh, itu jual beli yang menguntungkan, dan kami tidak mau membatalkan atau meminta untuk dibatalkan,” jawab hadirin bergembira.
         
Menurut tafsir Ibnu Katsir, dari peristiwa itu kemudian Allah menurunkan firman-Nya, yang artinya: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang beriman, diri dan harta mereka, dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh, (itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Alquran. Dan siapakah yang lebih menempati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS At Taubah: 111).
         
Jadi, jika kita ingin “membeli kemenangan (surga)”, maka jangan lepaskan setiap transaksi kehidupan kita dengan Allah SWT. Apalagi di era pertarungan pemikiran, gagasan, ide, dan informasi dewasa ini, tentu sedikit banyak akan menggoda kebijakan jual beli perilaku hidup yang kita lakukan.
         
Di sini, Allah telah memberi isyarat pada kita agar waspada tentang tipu daya jual beli yang ditawarkan oleh orang-orang kafir. Allah berfirman, yang artinya: “Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah datar, yang disangka air oleh orang-orang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun.” (QS An Nuur: 39).
         
Untuk itu, kita harus sadar betul bahwa cobaan dan ujian seberat apa pun dalam hidup ini, harus dihadapi atas dasar beriman dengan sepenuh hati kepada Allah. Bila kita melakukan hal ini, Allah SWT berjanji dalam QS Fushshilat: 31, yang artinya: “Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.” Wallahu a’lam.

Arda Dinata, praktisi kesehatan, pengusaha inspirasi dan motivator di Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia.
WWW.ARDADINATA.COM