Nyanyiaan di bibirnya mengingatkanku pada syair lagu yang pernah menemaniku dalam kesunyian di kamar kos ukuran 2 x 3 meter.
Perjuangan dan motivasinya itulah yang memuatku menjadi sosok penulis yang tumbuh dari dasar ketidakbisaan menuju kegigihan menembus media massa nasional sekalipun.
Aku tidak akan melupakan jasa-jasa petunjuknya. Dialah yang setia memberi gairah dalam menulis. Pokoknya, menulis membuatku bergairah. Makanya, diriku menulis apa saja sesuka hati dan hasratku.
Perjuangan menulisku tidak akan lekang oleh waktu, karena ia telah melekat dalam memoriku. Namun, karena keterbatasanku makanya akan kutuliskan rangkaian sejarah menulisku dalam catatan tulisan ini. Semoga jadi langgeng. Aamiin.....
Wanayasa, 15/08/13.
@ardadinata