Kebiasaan inisiatif ini akan melahirkan orang-orang yang prosfektif dalam memulai terlebih dulu dari dirinya sendiri melakukan amal-amal kebaikan. Walaupun dirinya tidak disuruh oleh siapa pun, atau kondisi lingkungan yang tidak kondusif. Tapi, dengan mulai dari diri sendiri, maka ia akan memberi warna kehidupan pada lingkungannya. Bagaikan sebuah batu yang dilemparkan dalam air. Ia akan membentuk riak-riak kecil-besar-sampai tak terhingga.Memulai dari Diri Sendiri
Oleh: ARDA DINATA
PERILAKU mulai dari diri sendiri merupakan sesuatu yang mudah dan aman dilakukan setiap orang, daripada perilaku menyuruh kepada orang lain. Memulai dari diri sendiri, juga berarti ia memiliki inisiatif yang tepat, sebelum memproyeksikannya kepada orang lain.
Budaya mulai dari diri sendiri (inisiatif) ini, bukankah merupakan perintah Allah SWT yang mesti dilakukan oleh setiap muslim? Dalam surat Ali Imran, ayat 102, Allah menuntun kita untuk beramal secara pribadi mendahului perintah beramal secara jamaah (koletif). Lagian, budaya inisiatif akan menuju pada muara kemandirian seseorang. Tugas kita adalah membangun kemandirian personal terlebih dahulu, baru disusul dengan kemandirian komunitas.
Allah berfirman, “Hai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah sekali-kali kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Ali Imran: 102). Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan ini akan berakhir dalam dua kondisi. Mati dalam keadaan Islam atau mati selain Islam. Dan modal pertama yang mesti kita gali, cari dan aplikasikan adalah taqwa kepada Allah.
“Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali (agama) Allah dan jangan bercerai-berai, ….” (QS. Ali Imran: 103). Ayat ini menyadarkan kita bahwa dalam kehidupan ini, ada yang mesti dilakukan dan diselesaikan secara sendiri-sendiri, dan ada juga di pihak lain untuk menunaikan tugas-tugas besar yang tidak bisa diselesaikan sendiri, kecuali hanya bisa dilakukan secara bersama-sama (baca: komunitas umat).
Kebiasaan inisiatif ini akan melahirkan orang-orang yang prosfektif dalam memulai terlebih dulu dari dirinya sendiri melakukan amal-amal kebaikan. Walaupun dirinya tidak disuruh oleh siapa pun, atau kondisi lingkungan yang tidak kondusif. Tapi, dengan mulai dari diri sendiri, maka ia akan memberi warna kehidupan pada lingkungannya. Bagaikan sebuah batu yang dilemparkan dalam air. Ia akan membentuk riak-riak kecil-besar-sampai tak terhingga. Itulah gambaran pancaran kebaikan dari pribadi orang beriman yang memulai dari diri sendiri. Perilaku ini, memang diperlukan oleh setiap orang sebagai prasyarat kesuksesan dirinya. Artinya biasakanlah setiap saat kita melakukan perbaikan diri, memulailah dari hal-hal kecil secara terus menerus, dan lakukanlah hal itu sesegera mungkin.
Berikut ini, ada beberapa ruang lingkup tentang memulai dari diri sendiri yang semestinya dilakukan setiap manusia, sebagai penjelmaan dirinya atas predikat kekhalifahaannya di muka bumi.
1. Memulai dalam hal keteladanan
2. Memulai dalam hal keilmuan
3. Memulai dalam hal dakwah
4. Memulai dalam hal ekonomi
5. Memulai dalam hal menjaga lingkungan hidup
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com
Pusat Pustaka Ilmu, Inspirasi dan Motivasi Menjadi Orang Sukses
Jl. Raya Pangandaran Km. 3 Kec. Pangandaran - Ciamis Jawa Barat 46396
http://www.ardadinata.web.id