"Bullying merupakan salah satu tindak kekerasan yang dapat terjadi kepada siapa pun dan di mana pun, ini dapat terjadi dari atasan kepada bawahan, antara karyawan dengan karyawan, dari kepala sekolah kepada guru, antarguru, guru kepada murid dan antara murid dengan murid."Bullying
Oleh: Arda Dinata
Pagi itu terus berlari.
Pagi yang melukis diri.
Indahnya pagi yang sukses terus berbagi.
Lautannya penuh inspirasi yang penuh arti.
Siapa pun berhak untuk memupuk diri agar hidup penuh arti.
Aku ingin melukis pagi buat orang-orang yang ikhlas berbagi.
Siapakan diri menuju hari-hari yang sudah menanti.
Arda Dinata
#fiksimini
#akubanget
www.miqraindonesia.com
Bullying merupakan salah satu tindak kekerasan yang dapat terjadi kepada siapa pun dan di mana pun, ini dapat terjadi dari atasan kepada bawahan, antara karyawan dengan karyawan, dari kepala sekolah kepada guru, antarguru, guru kepada murid dan antara murid dengan murid.
Karena itu cara terbaik adalah bukan menghindari bullying atau lari dari kenyataan itu semua. Tetapi, bantu anak untuk berlatih menghadapi itu semua. Suka atau tidak suka. Menurut Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari, Fasilitator Pelatihan orang tua di 22 Provinsi lebih dari 70 Kota dan Direktur Auladi Parenting School, tahapannya dapat dilakukan sebagai berikut:
Pertama, BICARAKAN, mau pindah sekolah, ke pesantren atau tetap di sekolah yang sama, orangtua wajib mengajarkan anak untuk menyampaikan pendapat atau opini pada orang lain dengan cara yang tepat. Hal ini termasuk kemampuan untuk “mengatakan” TIDAK atas tekanan-tekanan yang dia alami saat dia merasa dirugikan dan hanya bukan dengan cara kekerasan.
Kedua, jika bullying itu hanya berupa intimidasi verbal, orangtua atau sekolah rasanya juga akan kesulitan untuk menindaknya karna ‘alat bukti’ memang hampir tak bisa terlihat secara fisik. Karena itu untuk mengatasi bullying verbal tersebut anak-anak juga bisa dilatih kemampuan beladiri verbal dan kemampuan mengendalikan pikiran. Kemampuan ini semacam membalikkan serangan kalimat negatif menjadi dimaknai lebih positif oleh anak-anak.
Ketiga, sedapat mungkin anak dilatih untuk turun tangan menyelesaikan masalah, bukan orangtua yang menyelesaikan masalah anak. Jika terus mendapatkan intimidasi berulang, lalu kemudian yang mengintimidasi sudah sering diajak bicara tapi tidak juga menghentikkan aksi bullyingnya, ajarkan anak untuk LAWAN!
Keempat, jika anak tak mampu melawan, latih anak untuk bertindak LAPORKAN kepada pihak-pihak yang berwenang, guru, orangtua, kepala sekolah dan lain-lain. Jika memang ini pernah terjadi, apalagi sering, orangtua dapat membuat aduan yang serius kepada pengelola sekolah, terutama leader di sekolah yaitu kepala sekolah dan bukan hanya pada gurunya. Tunjukkan fakta-faktanya atau perubahan negatif pada perilaku anak akibat bullying terjadi. Apalagi jika menyangkut bullying fisik. Jika ‘hanya’ bullying verbal dan yang tidak berbentuk fisik, kita akan sulit membuat aduan ini. Tapi jika sudah berbentuk fisik, orangtua boleh tidak tinggal diam dan harus proaktif untuk membantu sekolah mengatasi hal ini.
Kelima, Jika anak belum mampu mengatasi dengan banyak sebab selain karena tubuhnya lebih kecil dan lain-lain dan sekolah atau pihak yang berwenang mendapatkan laporan, ternyata belum juga menindak anak-anak pelaku bullying, bantu anak mengatasi itu dengan cara kita ikut turun tangan. Tapi turun tangan bukanlah dengan membentak, memarahi anak yang sudah melakukan bullying pada anak.
Bagaimana menurut Anda?
Pagi itu terus berlari.
Pagi yang melukis diri.
Indahnya pagi yang sukses terus berbagi.
Lautannya penuh inspirasi yang penuh arti.
Siapa pun berhak untuk memupuk diri agar hidup penuh arti.
Aku ingin melukis pagi buat orang-orang yang ikhlas berbagi.
Siapakan diri menuju hari-hari yang sudah menanti.
Arda Dinata
#fiksimini
#akubanget
www.miqraindonesia.com
Bullying merupakan salah satu tindak kekerasan yang dapat terjadi kepada siapa pun dan di mana pun, ini dapat terjadi dari atasan kepada bawahan, antara karyawan dengan karyawan, dari kepala sekolah kepada guru, antarguru, guru kepada murid dan antara murid dengan murid.
Karena itu cara terbaik adalah bukan menghindari bullying atau lari dari kenyataan itu semua. Tetapi, bantu anak untuk berlatih menghadapi itu semua. Suka atau tidak suka. Menurut Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari, Fasilitator Pelatihan orang tua di 22 Provinsi lebih dari 70 Kota dan Direktur Auladi Parenting School, tahapannya dapat dilakukan sebagai berikut:
Pertama, BICARAKAN, mau pindah sekolah, ke pesantren atau tetap di sekolah yang sama, orangtua wajib mengajarkan anak untuk menyampaikan pendapat atau opini pada orang lain dengan cara yang tepat. Hal ini termasuk kemampuan untuk “mengatakan” TIDAK atas tekanan-tekanan yang dia alami saat dia merasa dirugikan dan hanya bukan dengan cara kekerasan.
Kedua, jika bullying itu hanya berupa intimidasi verbal, orangtua atau sekolah rasanya juga akan kesulitan untuk menindaknya karna ‘alat bukti’ memang hampir tak bisa terlihat secara fisik. Karena itu untuk mengatasi bullying verbal tersebut anak-anak juga bisa dilatih kemampuan beladiri verbal dan kemampuan mengendalikan pikiran. Kemampuan ini semacam membalikkan serangan kalimat negatif menjadi dimaknai lebih positif oleh anak-anak.
Ketiga, sedapat mungkin anak dilatih untuk turun tangan menyelesaikan masalah, bukan orangtua yang menyelesaikan masalah anak. Jika terus mendapatkan intimidasi berulang, lalu kemudian yang mengintimidasi sudah sering diajak bicara tapi tidak juga menghentikkan aksi bullyingnya, ajarkan anak untuk LAWAN!
Keempat, jika anak tak mampu melawan, latih anak untuk bertindak LAPORKAN kepada pihak-pihak yang berwenang, guru, orangtua, kepala sekolah dan lain-lain. Jika memang ini pernah terjadi, apalagi sering, orangtua dapat membuat aduan yang serius kepada pengelola sekolah, terutama leader di sekolah yaitu kepala sekolah dan bukan hanya pada gurunya. Tunjukkan fakta-faktanya atau perubahan negatif pada perilaku anak akibat bullying terjadi. Apalagi jika menyangkut bullying fisik. Jika ‘hanya’ bullying verbal dan yang tidak berbentuk fisik, kita akan sulit membuat aduan ini. Tapi jika sudah berbentuk fisik, orangtua boleh tidak tinggal diam dan harus proaktif untuk membantu sekolah mengatasi hal ini.
Kelima, Jika anak belum mampu mengatasi dengan banyak sebab selain karena tubuhnya lebih kecil dan lain-lain dan sekolah atau pihak yang berwenang mendapatkan laporan, ternyata belum juga menindak anak-anak pelaku bullying, bantu anak mengatasi itu dengan cara kita ikut turun tangan. Tapi turun tangan bukanlah dengan membentak, memarahi anak yang sudah melakukan bullying pada anak.
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com
Pusat Pustaka Ilmu, Inspirasi dan Motivasi Menjadi Orang Sukses
Jl. Raya Pangandaran Km. 3 Kec. Pangandaran - Ciamis Jawa Barat 46396
http://www.ardadinata.web.id