- / / : 081284826829

Ramadan Jalan Sehat Membahagiakan

"Ada lima rahasia puasa yang bisa direngkuh manusia bila melaksanakannya, yaitu menguatkan jiwa, mendidik kemauan, menyehatkan badan, mengenal nilai kenikmatan, mengingat dan merasakan penderitaan orang lain." [Dr. Yusuf Qardhawi]

Ramadan Jalan Sehat Membahagiakan



RAMADAN itu bulan penuh berkah, magfirah dan ‘segudang’ keistimewaan. Ia datang menghampiri kita sebagai tanda kasih sayang Sang Khalik. Aktivitas puasa juga dilakukan sejak Nabi Adam as. Puasa itu mencerminkan pengekangan dan pengendalian diri. Dari segi bahasa Arab, berarti menahan segala sesuatu (seperti menahan makan minum, ‘berbicara’, tidur, dll.).
 
Bagi umat Islam, puasa adalah mengekang diri dari makan minum serta hal lain yang membatalkannya, mulai terbit fajar hingga matahari terbenam dengan niat dan beberapa syarat. Puasa mengajarkan berupa pengendalian hawa nafsu, menumbuhkan kepedulian sosial dan melatih kesabaran. Aktivitas puasa pun, secara fisik menyehatkan anggota tubuh manusia. Untuk itu, jangan sia-siakan Ramadan. Nikmati dengan penuh suka cita dan langkah pasti. Sebab, Ramadan ini jalan sehat membahagiakan.

Jalan sehat bahagia

Bicara sehat bahagia, Syaikh Syarbashi berkata, “Semua manusia yang hidup di dunia ini berlomba-lomba mencari kebahagiaan dan ingin bisa meraihnya walaupun dengan harga yang tinggi.” Terkait itu, dokter Tsabit Qurrah memberikan fatwa dan tipsnya yang mengantarkan seseorang pada kondisi sehat dan bahagia. “Kenyamanan jasad adalah dengan sedikit makan; kenyamanan jiwa adalah dengan sedikit dosa; kenyamanan hati adalah dengan sedikit keinginan; dan kenyamanan lisan adalah dengan sedikit berbicara, katanya.

Pertama, kebahagiaan jasad dengan sedikit makan. Jasad ini seperti sebuah mesin dan bahan bakarnya adalah makanan. Artinya, kita hendaknya mempergunakan bahan bakar itu secara wajar, sebab jika berlebihan ia bisa lebih berbahaya dari api. Begitu juga dengan jasad, bila tidak dikekang dari keinginan nafsunya, ia akan berbahaya bagi orang lain dan menghilangkan citra kemunisaannya. Hebatnya lagi, ia bisa lebih buas dari binatang yang cenderung membuat keonaran dan kerusakan.

Untuk itu, tidak berlebihan bila Lukman menasehati kepada anaknya tentang masalah perut. “Wahai anakku! Apabila perutmu penuh, tidurlah fikiranmu, bungkamlah kebijaksanaan dan lemah lunglailah seluruh anggota badan sehingga malas beribadah. Adapun orang yang suka menyedikitkan makan minum, hatinya akan jernih bening, fikirannya terang, pandangannya tajam, syahwat nafsunya dapat dikalahkan dan jiwanya tertuntun dan terbimbing.”

Nasehat Lukman itu, harus diperhatikan siapa pun yang ingin sehat, selamat, dan bahagia. Lagi pula, bukankah makan minum yang berlebihan menjadi sumber berbagai penyakit? Nabi Saw bersabda, “Tidak ada satu wadah pun yang diisi oleh Bani Adam, lebih buruk daripada perutnya, cukuplah baginya beberapa suap, untuk memperkokoh tulang belakangnya agar dapat tegak. Apabila tidak dapat dihindari, baiklah sepertiga makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan sepertiganya untuk nafasnya.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Dari itu, kita harus berperilaku proposional mengisi perut. Perlakuan seseorang terhadap perut ini, sesungguhnya menjadi satu indikator pembeda antara orang mu’min dan kafir. Dalam hadis riwayat Bukhari Muslim disebutkan orang mu’min makan untuk satu perut, sedang orang kafir makan untuk tujuh perut. Allah memberi petunjuk dalam QS Al-A’raf: 31, “Makan dan minumlah (tetapi) jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang suka berlebihan.”

Kedua, kebahagiaan jiwa dengan sedikit dosa. Jiwa itu cenderung memerintahkan berbuat jelek (ammarah bissu). Jika jiwa terbebas dari ikatannya, ia akan lari bergabung dengan setan. Konsekuensinya, ia akan berkolusi, korupsi, menipu, dan berbuat sewenang-wenang melapaui batas. Oleh karena itu, musuh paling berat manusia adalah hawa nafsunya sendiri. Bagi siapa yang menturutkan hawa nafsunya, ia akan celaka. Al-Busyiri berkata, “Jiwa itu bagaikan anak kecil. Jika kamu memanjakannya, hingga tumbuh dewasa pun ia akan tetap menyusu kepada ibunya. Akan tetapi, jika kamu menyapihnya maka ia akan berhenti menyusu.” Jadi, jauhilah hawa nafsu, dan berhati-hatilah untuk tidak memperturutkannya.

Ketiga, kebahagiaan hati dengan sedikit keinginan. Yakni, meminimalkan rasa duka, takut, dan resah. Hal ini didasari karena di dalam hati yang resah sesungguhnya akan terbuka pintu-pintu kelemahan dan ketidak menentuan. Kondisi seperti ini membuat hati dihadapkan pada dua pilihan, yaitu pintu keresahan atau pintu keberkahan. Walau demikian, hanya dengan modal insting yang kuat dan berani ia akan mampu mempertahankan yang terbaik. Islam sendiri telah mengajarkan bagaimana cara memilih kebahagiaan dan ketenangan hati itu, seperti disebut dalam QS. Ar-Ra’d: 28, Orang-orang yang beriman dan hati mereka merasa tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.

Keempat, kebahagiaan lisan dengan sedikit berbicara. Semakin sering berbicara, semakin besar peluangnya orang itu akan tergelincir. Lisan yang terbiasa mengucapkan perkataan yang tidak pantas akan membahayakan orang lain. Dalam hal ini, Ibn Abbas berkata, “Ucapkanlah perkataan yang baik-baik, niscaya kamu akan beruntung. Jagalah perkataan-perkataan yang kotor, niscaya kamu akan selamat. Jika tidak, niscaya kamu akan menyesal kemudian.”

Akhirnya, pastikan dalam menghadapi hidup ini, tubuh kita terjaga dari makanan yang berlebih-lebihan, jiwa terhindar dari perbuatan dosa, hati terjaga dari keinginan yang tidak terkendali, dan lisan terjaga dari perkataan yang kotor. Dan menurut Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitab Al Ibadah Fil Islam, ada lima rahasia puasa yang bisa direngkuh manusia bila melaksanakannya, yaitu menguatkan jiwa, mendidik kemauan, menyehatkan badan, mengenal nilai kenikmatan, mengingat dan merasakan penderitaan orang lain. Selamat datang Ramadan jalan yang sehat membahagiakan. Wallahu a’lam.***

Bagaimana menurut Anda?  




Pekerjaan sebagai Penulis Lepas dan PNS
http://miqraindonesia.com
Arda Dinata
@ardadinata

Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com 


Arda Publishing House
Pusat Pustaka Ilmu, Inspirasi dan Motivasi Menjadi Orang Sukses
Jl. Raya Pangandaran Km. 3 Kec. Pangandaran - Ciamis Jawa Barat 46396
http://www.ardadinata.web.id
WWW.ARDADINATA.COM