"Ada lima rahasia puasa yang bisa direngkuh manusia bila melaksanakannya, yaitu menguatkan jiwa, mendidik kemauan, menyehatkan badan, mengenal nilai kenikmatan, mengingat dan merasakan penderitaan orang lain." [Dr. Yusuf Qardhawi]
Ramadan Jalan Sehat Membahagiakan
Oleh: Arda Dinata
RAMADAN itu bulan penuh berkah, magfirah dan ‘segudang’ keistimewaan. Ia
datang menghampiri kita
sebagai
tanda kasih sayang Sang Khalik. Aktivitas
puasa juga dilakukan sejak Nabi Adam as. Puasa itu mencerminkan pengekangan dan pengendalian
diri. Dari segi bahasa Arab, berarti menahan segala sesuatu (seperti menahan
makan minum, ‘berbicara’, tidur, dll.).
Bagi umat Islam, puasa adalah mengekang
diri dari makan minum serta hal lain yang membatalkannya, mulai terbit fajar hingga matahari terbenam dengan
niat dan beberapa syarat. Puasa mengajarkan berupa pengendalian hawa nafsu,
menumbuhkan kepedulian sosial dan melatih
kesabaran. Aktivitas puasa pun, secara fisik menyehatkan anggota tubuh manusia. Untuk itu, jangan
sia-siakan Ramadan. Nikmati dengan penuh suka cita dan langkah
pasti. Sebab, Ramadan ini jalan sehat membahagiakan.
Jalan sehat
bahagia
Bicara sehat bahagia, Syaikh Syarbashi
berkata, “Semua manusia yang hidup di dunia ini berlomba-lomba mencari
kebahagiaan dan ingin bisa meraihnya walaupun dengan harga yang tinggi.”
Terkait itu, dokter Tsabit Qurrah memberikan fatwa dan tipsnya yang mengantarkan
seseorang pada kondisi sehat dan bahagia.
“Kenyamanan jasad adalah dengan sedikit makan; kenyamanan jiwa adalah dengan
sedikit dosa; kenyamanan hati adalah dengan sedikit keinginan; dan kenyamanan
lisan adalah dengan sedikit berbicara,”
katanya.
Pertama, kebahagiaan jasad dengan sedikit makan. Jasad ini seperti sebuah
mesin dan bahan bakarnya adalah makanan. Artinya, kita hendaknya mempergunakan
bahan bakar itu secara wajar, sebab jika berlebihan ia bisa lebih berbahaya
dari api. Begitu juga dengan
jasad, bila tidak dikekang dari keinginan nafsunya, ia akan berbahaya bagi
orang lain dan menghilangkan citra kemunisaannya. Hebatnya lagi, ia bisa lebih
buas dari binatang yang cenderung membuat keonaran dan kerusakan.
Untuk itu, tidak berlebihan bila Lukman menasehati kepada anaknya tentang
masalah perut. “Wahai anakku! Apabila perutmu penuh, tidurlah fikiranmu,
bungkamlah kebijaksanaan dan lemah lunglailah seluruh anggota badan sehingga
malas beribadah. Adapun orang yang suka menyedikitkan makan minum, hatinya akan
jernih bening, fikirannya terang, pandangannya tajam, syahwat nafsunya dapat
dikalahkan dan jiwanya tertuntun dan terbimbing.”
Nasehat Lukman itu, harus diperhatikan siapa pun yang ingin sehat,
selamat, dan bahagia. Lagi pula, bukankah makan minum yang berlebihan menjadi
sumber berbagai penyakit? Nabi Saw bersabda, “Tidak ada satu wadah pun yang
diisi oleh Bani Adam, lebih buruk daripada perutnya, cukuplah baginya beberapa
suap, untuk memperkokoh tulang belakangnya agar dapat tegak. Apabila tidak
dapat dihindari, baiklah sepertiga makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya,
dan sepertiganya untuk nafasnya.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).
Dari itu, kita harus berperilaku proposional mengisi perut. Perlakuan
seseorang terhadap perut ini, sesungguhnya menjadi satu indikator pembeda antara
orang mu’min dan kafir. Dalam hadis riwayat Bukhari Muslim disebutkan orang
mu’min makan untuk satu perut, sedang orang kafir makan untuk tujuh perut. Allah
memberi petunjuk dalam QS Al-A’raf: 31, “Makan dan minumlah (tetapi) jangan
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang suka
berlebihan.”
Kedua, kebahagiaan jiwa dengan sedikit dosa. Jiwa itu cenderung
memerintahkan berbuat jelek (ammarah
bissu). Jika jiwa terbebas dari ikatannya, ia akan lari bergabung dengan
setan. Konsekuensinya, ia akan berkolusi, korupsi, menipu, dan berbuat
sewenang-wenang melapaui batas. Oleh karena itu, musuh paling berat manusia
adalah hawa nafsunya sendiri. Bagi siapa yang menturutkan hawa nafsunya, ia
akan celaka. Al-Busyiri berkata, “Jiwa itu bagaikan anak kecil. Jika kamu
memanjakannya, hingga tumbuh dewasa pun ia akan tetap menyusu kepada ibunya.
Akan tetapi, jika kamu menyapihnya maka ia akan berhenti menyusu.” Jadi,
jauhilah hawa nafsu, dan berhati-hatilah untuk tidak memperturutkannya.
Ketiga, kebahagiaan hati dengan sedikit keinginan. Yakni,
meminimalkan rasa duka, takut, dan resah. Hal ini
didasari karena di dalam hati yang resah sesungguhnya akan terbuka pintu-pintu
kelemahan dan ketidak menentuan. Kondisi seperti ini membuat hati dihadapkan
pada dua pilihan, yaitu pintu keresahan atau pintu keberkahan. Walau demikian,
hanya dengan modal insting yang kuat dan berani ia akan mampu mempertahankan
yang terbaik. Islam sendiri telah mengajarkan bagaimana cara memilih
kebahagiaan dan ketenangan hati itu, seperti disebut dalam QS. Ar-Ra’d: 28,
Orang-orang yang beriman dan hati mereka merasa tentram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.
Keempat, kebahagiaan lisan dengan sedikit berbicara. Semakin sering
berbicara, semakin besar peluangnya orang itu akan tergelincir. Lisan yang
terbiasa mengucapkan perkataan yang tidak pantas akan membahayakan orang lain.
Dalam hal ini, Ibn Abbas berkata, “Ucapkanlah perkataan yang baik-baik, niscaya
kamu akan beruntung. Jagalah perkataan-perkataan yang kotor, niscaya kamu akan
selamat. Jika tidak, niscaya kamu akan menyesal kemudian.”
Akhirnya,
pastikan dalam menghadapi hidup ini, tubuh kita terjaga dari makanan yang
berlebih-lebihan, jiwa terhindar dari perbuatan dosa, hati terjaga dari
keinginan yang tidak terkendali, dan lisan terjaga dari perkataan yang kotor. Dan menurut Dr. Yusuf
Qardhawi dalam kitab Al Ibadah Fil Islam, ada lima rahasia puasa
yang bisa direngkuh manusia bila
melaksanakannya, yaitu menguatkan
jiwa, mendidik kemauan, menyehatkan badan, mengenal nilai kenikmatan, mengingat
dan merasakan penderitaan orang lain. Selamat datang Ramadan jalan yang sehat membahagiakan. Wallahu a’lam.***
Bagaimana menurut Anda?
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com
Pusat Pustaka Ilmu, Inspirasi dan Motivasi Menjadi Orang Sukses
Jl. Raya Pangandaran Km. 3 Kec. Pangandaran - Ciamis Jawa Barat 46396
http://www.ardadinata.web.id