- / / : 081284826829

Merajut Bening Hati dalam Keluarga


Merajut Bening Hati dalam Keluarga
Oleh: ARDA DINATA

BENING hati adalah kondisi jernih hati seseorang sehingga mudah mengerti akan sesuatu kebenaran menurut pandangan Allah yang diperlihatkan kepada manusia. Untuk menggapai keluarga bening hati, maka suasana kehidupan dalam keluarga akan selalu mengkonsulkan segala aktivitasnya dengan kebenaran hati.

Berikut ini merupakan tips merajut bening hati dalam keluarga agar tetap hidup, diantaranya sbb:


1. Dzikrullah dan Tilawatil Quran

Al-Imam Syamsuddin Ibnul Qayyim mengatakan, “Sesungguhnya dzikir adalah makanan pokok bagi hati dan roh, apabila hamba Allah gersang dari siraman dzikir, maka jadilah ia bagaikan tubuh yang terhalang untuk memperoleh makanan pokoknya.” Adapun dzikrullah yang bisa dilakukan berupa: menyebut Asma’, sifat-sifat atau dengan memuji kebesaran-Nya (Subhaanallah, Alhamdulillah, dan Laa ilahaila Allah).

Sementara itu, Alquran merupakan sarana paling berharga dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT (baca: bening hati). Inbu Mas’ud berkata: “Barangsiapa mencintai Alquran, maka ia pun telah mencintai Allah dan Rasul-Nya.” Utsman bin Affan ra berkata: “Kalau sekiranya hatimu bersih, niscaya engkau tidak pernah merasa kenyang dari firman Tuhanmu.” Dan dzikir yang paling utama adalah membaca Alquran.

2. Beristighfar

Istighfar adalah upaya memohon ampunan (maghfiroh) –penjagaan dari keburukan yang diakibatkan oleh dosa-dosa--. Qatadah berkata: “Sesungguhnya Alquran ini memberi petunjuk kepadamu tentang penyakitmu dan obat penangkalnya. Adapun penyakitmu adalah dosa-dosa, sedangkan obatnya adalah istighfar.” Dengan kata lain, bahwa terapi bagi hati yang sakit adalah dengan memperbanyak istighfar.

3. Berdoa

Allah SWT memerintahkan kepada kita agar berdoa kepada-Nya dan Dia akan memenuhi permohonan hamba-Nya. Allah SWT berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan doamu.” (QS. Al-Mu’min: 60).

Setiap doa pasti dikabulkan-Nya, jika doa tersebut benar-benar telah memenuhi syarat-syarat doa makbul. Diantara saat-saat makbulnya sebuah doa diucapkan adalah pada hari Arafah, bulan Ramadhan, hari jumat, waktu sahur, kondisi istimewa –saat turun hujan, waktu berjihad, dan tatkala bersujud dalam shalat--, dll.

4. Bershalawat kepada Nabi saw

Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang ketika namaku disebut di hadapannya, maka hendaklah ia bershalawat kepadaku. Apabila ia bershalawat kepadaku sekali saja, maka Allah akan bershalawat (menurunkan rahmat) kepadanya sepuluh kalinya.” (HR. Anas bin Malik ra).

Adapun bentuk shalawat Nabi saw, seperti dalam riwayat Muslim dan Abu Mas’ud Al-Anshari adalah: Allahumma Shalli’alaa Muhammad, wa’alla Ali Muhammad, Kamaa shallaita’alaa Ali Ibrahim, wa Baarik’alaa Muhammad wa’alaa Ali Muhammad, Kamma Barokta’alaa Ali Ibrahim, fil’Alamiina innaka Hamiidun Majid.

5. Qiyamullail

Nabi saw bersabda: “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib ialah qiyamullail (shalat di tengah malam).” (Muttafaq ‘Alaih). Ibnu Munkadir berkata: “Bagiku, kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, qiyamullail, bersilaturahmi dengan ikhwan dan shalat berjamaah.” Dan dalam suatu keterangan disebutkan bahwa qiyamullail dapat membuat seseorang yang melakukannya, di pagi harinya menjadi segar, bersemangat dan hatinya pun tenang (baca: bening hati-Pen). Wallahu’alam.***

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.








WWW.ARDADINATA.COM