- / / : 081284826829

Menyikapi Kematian (Catatan Untuk Keponakanku: DELVIA AGUSTIN)

Oleh Arda Dinata

“Ya Allah, ringankanlah kami menanggung beban musibah dunia. Berikanlah kami sifat rida atas qada dan qadar-Mu. Pimpinlah kami di dunia dan di akhirat, karena hanya Engkau-lah sebaik-baik pemimpin, wahai Tuhan Seru sekalian alam.”
KEMATIAN adalah bahasa kehidupan. Kematian dapat menimpa siapa saja, termasuk orang-orang yang kita kasihi dan sayangi. Kisah kematian ini, telah mengajarkan kepada kita bahwa di antara sikap patriotisme imani yang dimiliki oleh istri-istri para sahabat Rasullah yang menunjukkan kesabaran, keridaan dan keimanan ketika kematian anaknya, adalah sikap tabah Ummu Sulaim. Sikap inilah yang senantiasa mesti kita tiru dan bangun dalam sebuah keluarga muslim.


Lalu, jangan lupa dalam menghadapi cobaan hidup itu kita berdoa, “Ya Allah, ringankanlah kami menanggung beban musibah dunia. Berikanlah kami sifat rida atas qada dan qadar-Mu. Pimpinlah kami di dunia dan di akhirat, karena hanya Engkau-lah sebaik-baik pemimpin, wahai Tuhan Seru sekalian alam.”

Menyikapi fenomena kematian itu, Dr. Abdullah Nashih Ulwan mengungkapkan, ketika seorang muslim mencapai taraf iman dan keyakinan yang tinggi, mempercayai ketentuan takdir, baik dan buruknya itu adalah dari Allah SWT, maka akan tampak kecil segala peristiwa dan musibah yang menimpa dirinya. Ia akan berserah diri kepada Allah SWT, jiwanya akan merasa tenang, hatinya akan tabah menghadapi cobaan, rida akan ketentuan Allah dan tunduk kepada takdir-Nya.

Sehingga dengan berlandaskan iman semacam itu, Nabi SAW telah memberiathukan kepada umatnya bahwa siapa pun yang ditinggal oleh KEMATIAN, kemudian ia bersabar dan mengucapkan, “Inna Lillahi wa Inna Illahi Raji’un.” (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami akan kembali). Maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di Surga yang diberi nama Baitul Hamdi (Rumah Pujian).

Akhirnya, tidak diragukan lagi, jika iman kepada Allah SWT ini benar-benar telah meresap di dalam kalbu. Ia akan membuat keajaiban-keajaiban. Sebab, iman itu sesungguhnya dapat mengubah seseorang dari kondisi lemah menjadi kuat. Pengecut menjadi pemberani. Bakhil menjadi dermawan. Dan dari gelisah menjadi tabah.

Semoga, pola pikiran seperti itu menjadi inspirasi bagi temen-temen pembaca setia MIQRA INDONESIA dan khususnya ponakanku: DELVIA AGUSTIN (yang baru saja merasa kehilangan yang disayanginya). Amin…. Bagaimana menurut Anda kawan???***
WWW.ARDADINATA.COM