"NASEHAT itu sebuah kebijaksanaan. Keberadaannya sangat diperlukan manusia dalam menjalani kehidupannya. Nasehatlah yang dapat membuat seseorang menjadi bergairah kembali hidupnya." (Arda Dinata).NASEHAT itu sebuah kebijaksanaan. Keberadaannya sangat diperlukan manusia dalam menjalani kehidupannya. Nasehatlah yang dapat membuat seseorang menjadi bergairah kembali hidupnya.
Durhaka Terhadap Nasehat
Oleh: Arda Dinata
NASEHAT itu sebuah kebijaksanaan. Keberadaannya sangat diperlukan manusia dalam menjalani kehidupannya. Nasehatlah yang dapat membuat seseorang menjadi bergairah kembali hidupnya.
Sungguh indah pesan Asy Syafi’i itu. Jadi, diharapkan ketika kita memberikan nasehat pada orang lain, usahakanlah dengan kata-kata yang enak didengar. Dan bila kita melakukannya dengan cara perilaku keteladanan, maka buahnya akan menjadi panutan bagi siapa pun. Sehingga akhirnya, nasehat yang kita sampaikan itu tidak terdustakan. Semoga!***
Bagaimana menurut Anda?
NASEHAT itu sebuah kebijaksanaan. Keberadaannya sangat diperlukan manusia dalam menjalani kehidupannya. Nasehatlah yang dapat membuat seseorang menjadi bergairah kembali hidupnya.
Bila dilihat dari arti
katanya, nasehat itu berarti ajaran atau pelajaran baik. Bisa juga diartikan
sebagai anjuran (petunjuk peringatan, teguran) yang baik. Sedangkan menasehati
berarti memberi nasehat. Orang yang memberi nasehat dinamakan penasehat.
Betapa pentingnya
perilaku nasehat menasehati ini, maka dalam sebuah organisasi di masyarakat
biasanya ada yang ditunjuk sebagai penasehat. Hal ini, tidak lain dimaksudkan
untuk menjadikan penasehat itu sebagai sumber yang dapat memberi petunjuk dan
masukan terhadap problematika kehidupan yang dihadapi masyarakat di kemudian
hari.
Kewajiban saling
nasehat menasehati pun merupakan ajaran agama yang perlu dilakukan umatnya
dalam kehidupan sehari-hari demi kebaikan. Sampaikanlah kebaikan itu, sekecil
apa pun pada orang lain. Misalnya, orang tua menasehati anaknya. Guru
menasehati muridnya. Dosen menasehati mahasiswanya. Termasuk nasehat menasehati
di antara sesama teman. Namun, masalahnya ego setiap manusia itu memiliki
kecenderungan tidak menyukai kalau dirinya dinasehati oleh orang lain. Padahal,
nasehat itu jelas-jelas untuk kebaikannya.
Gambaran tersebut tercermin
pada kisah yang diabadikan Alquran dalam surat Al-A’raf (7): 73-79. Dalam ayat
itu, dijelaskan kepada kaum Samud, Allah mengutus Nabi Saleh. Kemudian beliau
menyampaikan kepada kaumnya amanat Tuhannya dan memberi nasehat terpercaya
kepada kaumnya. Namun, kaumnya tetap sombong dan lalai lagi mengingkari apa
yang disampaikan Nabi Saleh.
Orang-orang yang
menyombongkan diri berkata, “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu
percayai.”
Kemudian mereka
sembelih unta betina itu, dan berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya. Mereka
berkata, “Wahai Saleh! Buktikanlah ancaman kamu kepada kami, jika benar engkau
Saleh seorang nabi.”
Lalu, datanglah gempa bumi
menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah
mereka.
Kemudian dia (Saleh)
pergi meninggalkan mereka sambil berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah
menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasehati kamu. Tetapi kamu
tidak menyukai orang yang memberi nasehat.”
Kisah tersebut telah memberi
pelajaran pada kita akan perilaku ingkar terhadap nasehat kebaikan. Lebih-lebih
itu adalah nasehat dari ajaran nabi dan Tuhannya. Padahal, kalau kita telaah
lebih lanjut, kaum Samud merupakan kaum yang mendapat anugerah sebagai manusia
yang tinggi dan besar secara fisik.
Mereka hidup di
lembah-lembah pegunungan dan dataran tinggi. Di tempat itu, mereka mendirikan
rumah tinggal. Nikmat yang diberikan kepada mereka itu tidak menjadikan mereka
semakin taat dan patuh kepada perintah Allah, bahkan mereka selalu mendustakan
dan durhaka terhadap perintah dan larangan Allah yang disampaikan oleh nabi
mereka, yaitu Nabi Saleh.
Ketaatan mereka diuji
dengan seekor unta betina, Allah menyuruh mereka agar tidak mengganggu dan
menyakiti unta betina yang sedang makan. Ujian ini untuk membuktikan apakah
mereka mematuhi apa yang diseru atau sebaliknya, mereka durhaka. Ketika Nabi
Saleh tidak bersama mereka, mereka melakukan kedurhakaan dengan menyembelih
unta betina itu. Karena mereka tidak patuh, Allah melaknat mereka hingga
binasa. (Syaamil Alquran Terjemahan
Tafsir Per Kata; 2010).
Di sini, kesadaran akan nasehat kebaikan dari
orang lain, apalagi nasehat ajaran agama, tentu patut kita terima, kembangkan
dan olah menjadi sesuatu yang bernilai positif. Jadikan nasehat itu menjadi
kekuatan baru dalam meningkatkan kualitas hidup kita. Dan jangan sampai nasehat
itu, justru kita dustai yang berakibat fatal melukai diri sendiri.
Selain itu, yang lebih
penting diperhatikan bagi pemberi nasehat sendiri adalah cara memberikan
nasehat. Sampaikanlah nasehat itu dengan cara sebaik mungkin. Lagi pula, banyak
cara dan media yang bisa kita pakai dalam memberi nasehat itu. Bisa lewat
kata-kata, cerita, keteladanan dan lainnya. Pakailah cara yang efektif dan sesuai
dengan sasaran orang yang kita nasehati agar apa yang dilakukan tersebut dapat
membuahkan hasil. Yaitu nasehat kita dapat diterima oleh orang lain. Lalu,
sudahkah kita melakukan nasehat menasehati ini dengan cara yang bijaksana?
Dalam hal ini, ada
ungkapan dari imam Asy Syafi’i terkait nasehat menasehati yang patut kita
aplikasikan dalam kehidupan keseharian. Beliau mengungkapkan, “Menasehati
dengan kata-kata, bak muadzin yang merdu suaranya. Menasehati dengan teladan
mulia, akan jadi imam dalam segala.”
Sungguh indah pesan Asy Syafi’i itu. Jadi, diharapkan ketika kita memberikan nasehat pada orang lain, usahakanlah dengan kata-kata yang enak didengar. Dan bila kita melakukannya dengan cara perilaku keteladanan, maka buahnya akan menjadi panutan bagi siapa pun. Sehingga akhirnya, nasehat yang kita sampaikan itu tidak terdustakan. Semoga!***
Bagaimana menurut Anda?
'miqra sehat, miqra opini, miqra keluarga, miqra ibroh, miqra spirit, miqra jurnalistik, miqra lingkungan, jurnal miqra, miqra buku, miqra wanita, miqra kesehatan, miqra bisnis, motivasi, inspirasi, alquran, indonesia, kesehatan, keluarga, wanita, menulis, miqra indonesia, arda dinata, miqra, motivasi, islam, geulis, menulis, penulis, Majelis Inspirasi, Motivasi, Ilmu dan Amal Sukses Bagi Manusia Pembelajar [Menulis, Buku, Kesehatan, Keluarga, Pendidikan, Wanita, Lingkungan,Otomotif,Bisnis,Ekonomi, Pekerjaan,Pendidikan, Makanan, Minuman,Kecantikan, Kesehatan, Hiburan, Mode, Politik, Properti, Olahraga, Komputer, dan Teknologi, Telekomunikasi, Wisata, Keluarga, Hobi, Permainan, Anak Muda, duit'
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam/ MIQRA Indonesia, www.miqraindonesia.com
Pusat Pustaka Ilmu, Inspirasi dan Motivasi Menjadi Orang Sukses
Jl. Raya Pangandaran Km. 3 Kec. Pangandaran - Ciamis Jawa Barat 46396
http://www.ardadinata.web.id